“Investasi itu cuma buat orang kaya.”
Kalimat ini sudah kuno! Faktanya, sekarang kamu bisa mulai investasi meskipun hanya bergaji UMR. Bahkan, menurut riset OJK 2023, jumlah investor muda usia 20–30 tahun meningkat drastis—mayoritas dari mereka bergaji di bawah Rp5 juta!
Kuncinya bukan soal seberapa besar gajimu, tapi seberapa pintar kamu mengelolanya.
1. Pahami Tujuan Investasi
Sebelum mulai, tanyakan dulu:
Kenapa kamu ingin investasi?
-
Untuk dana darurat?
-
Untuk beli rumah 10 tahun lagi?
-
Untuk pensiun dini?
Tujuan yang jelas akan menentukan jenis investasi, jangka waktu, dan besar dana yang harus disisihkan.
2. Gunakan Rumus 50:30:20 (Dengan Modifikasi)
Rumus ini populer di kalangan perencana keuangan:
-
50% untuk kebutuhan pokok (makan, transport, sewa)
-
30% untuk keinginan (nongkrong, hiburan)
-
20% untuk menabung dan investasi
Tapi kalau kamu gaji UMR (misal Rp3.500.000), kamu bisa modifikasi:
-
60% kebutuhan pokok → Rp2.100.000
-
20% keinginan → Rp700.000
-
10% investasi → Rp350.000
-
10% tabungan darurat → Rp350.000
Dengan Rp350.000 per bulan, kamu sudah bisa mulai investasi.
3. Pilihan Investasi untuk Gaji Kecil
Berikut beberapa instrumen yang cocok:
a. Reksadana Pasar Uang
-
Modal mulai dari Rp10.000
-
Risiko rendah
-
Bisa ditarik kapan saja
-
Return 4–6% per tahun
b. Emas Digital
-
Bisa beli mulai dari 0,01 gram
-
Stabil nilainya, cocok untuk tujuan jangka menengah
-
Platform: Pegadaian Digital, Tokopedia Emas, Shopee Emas
c. Saham Bluechip (via Aplikasi)
-
Banyak platform sekuritas (Bibit, Ajaib, Stockbit, MOST)
-
Beli saham mulai dari Rp10.000-an per lot
-
Pilih saham perusahaan besar dan stabil
d. Obligasi Negara (SBR/ORI)
-
Aman karena dijamin pemerintah
-
Minimal pembelian Rp1 juta
-
Return bisa mencapai 6–7% per tahun
4. Buka Rekening Khusus Investasi
Pisahkan rekening harian dan rekening investasi agar kamu tidak tergoda untuk pakai uang tersebut. Bisa juga pakai aplikasi e-wallet yang punya fitur “kantong” seperti Jago atau Blu by BCA Digital.
5. Auto-debit & Konsisten
Atur sistem autodebet dari rekening gaji ke rekening investasi. Ini akan membuat kamu konsisten, tanpa harus mikir ulang setiap bulan.
Konsistensi > besar nominal.
6. Jangan Lupa Dana Darurat
Sebelum fokus ke investasi besar, kamu wajib punya dana darurat minimal:
-
3x pengeluaran bulanan (untuk single)
-
6x pengeluaran bulanan (untuk keluarga)
Gunanya? Jika kamu kena musibah, kamu tak perlu mencairkan investasi secara mendadak.
7. Upgrade Ilmu Keuanganmu
Gaji boleh kecil, tapi pengetahuanmu harus tinggi. Investasi butuh pemahaman, bukan spekulasi. Manfaatkan:
-
Podcast keuangan (Finansialku, Duit Pintar)
-
Channel YouTube (ZAP Finance, Fellexandro Ruby)
-
Buku seperti “Rich Dad Poor Dad” atau “The Psychology of Money”
Studi Kasus:
Rina, 24 tahun, staf admin dengan gaji Rp3.800.000
Setiap bulan ia sisihkan Rp400.000 untuk investasi reksadana dan emas. Setelah 2 tahun:
-
Portofolio emas: Rp2,5 juta
-
Reksadana pasar uang: Rp4 juta
-
Dana darurat: Rp6 juta
Sekarang dia merasa lebih aman secara finansial, bahkan siap ikut program rumah subsidi.
Kesimpulan:
Kamu nggak harus kaya dulu untuk mulai investasi. Tapi kamu harus mulai investasi supaya bisa kaya.
Dengan nominal kecil dan strategi yang tepat, kamu sudah bisa punya portofolio keuangan sendiri.
Mulai sekarang, bukan nanti.
Mulai dari sedikit, bukan harus banyak.