Koperasi Pertama di Dunia Berdiri di Inggris Tahun 1844. Revolusi Ekonomi Dimulai dari Sini! πŸ‡¬πŸ‡§

Koperasi, sebuah konsep yang mungkin sering kita dengar, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia, sebenarnya memiliki sejarah yang panjang dan penuh perjuangan. Koperasi bukan sekadar wadah untuk gotong royong atau membantu sesama, tetapi merupakan hasil dari revolusi sosial dan ekonomi yang terjadi lebih dari satu abad yang lalu. Tapi, tahukah kamu bahwa koperasi pertama di dunia didirikan di Inggris pada tahun 1844? Dan tahukah kamu bahwa koperasi tersebut menjadi cikal bakal dari gerakan ekonomi yang mengubah kehidupan jutaan orang di seluruh dunia? Mari kita telusuri lebih dalam sejarah ini.

Latar Belakang Berdirinya Koperasi Rochdale

Pada pertengahan abad ke-19, Inggris sedang mengalami perubahan besar-besaran akibat Revolusi Industri. Di satu sisi, teknologi baru dan industrialisasi membawa kemajuan besar bagi perekonomian. Namun, di sisi lain, banyak pekerja yang harus menghadapi kenyataan pahit: upah rendah, jam kerja panjang, kondisi kerja yang tidak manusiawi, serta harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi. Dalam situasi ini, banyak orang yang merasa tertindas dan mencari cara untuk memperbaiki kehidupan mereka.

Di tengah-tengah krisis ini, sekelompok pekerja pabrik tekstil di kota Rochdale, Inggris, memutuskan untuk tidak tinggal diam. Mereka terdiri dari 28 orang buruh yang dikenal sebagai Rochdale Pioneers. Mereka memiliki satu tujuan sederhana, yaitu menciptakan kehidupan yang lebih baik melalui kerja sama. Pada tahun 1844, mereka mendirikan sebuah toko kecil yang menjual kebutuhan pokok seperti tepung, gula, dan mentega. Toko ini adalah cikal bakal koperasi pertama di dunia, yang dikenal sebagai Rochdale Equitable Pioneers Society.

Prinsip-Prinsip Koperasi Rochdale

Apa yang membuat koperasi Rochdale ini begitu istimewa dan menjadi model bagi ribuan koperasi di seluruh dunia? Jawabannya terletak pada prinsip-prinsip yang mereka terapkan. Rochdale Pioneers tidak hanya berfokus pada keuntungan finansial semata, tetapi juga pada nilai-nilai sosial dan etika yang kuat. Berikut adalah beberapa prinsip dasar yang mereka terapkan, yang sekarang dikenal sebagai Rochdale Principles:

  1. Keanggotaan yang Sukarela dan Terbuka
    Siapa pun, tanpa memandang latar belakang, bisa bergabung dengan koperasi asalkan mereka setuju dengan prinsip-prinsip yang dipegang oleh koperasi. Ini mencerminkan inklusivitas dan keterbukaan koperasi.
  2. Kendali Demokratis oleh Anggota
    Setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam pengambilan keputusan, tidak peduli berapa banyak mereka berkontribusi secara finansial. Prinsip “satu orang, satu suara” ini menjadi dasar dari demokrasi di dalam koperasi.
  3. Partisipasi Ekonomi Anggota
    Anggota berkontribusi secara adil dalam modal koperasi dan menerima bagian dari keuntungan berdasarkan kontribusi mereka. Namun, keuntungan ini tidak dibagikan semata-mata berdasarkan modal yang mereka masukkan, tetapi juga berdasarkan partisipasi mereka dalam kegiatan koperasi.
  4. Otonomi dan Kemerdekaan
    Koperasi adalah organisasi otonom yang dikendalikan oleh anggotanya sendiri. Jika koperasi menjalin kerjasama dengan pihak lain atau menerima dana dari luar, hal itu harus dilakukan dengan cara yang memastikan kendali tetap berada di tangan anggota.
  5. Pendidikan, Pelatihan, dan Informasi
    Koperasi berkomitmen untuk memberikan pendidikan dan pelatihan kepada anggotanya, pengelolanya, dan masyarakat luas. Tujuannya adalah agar semua pihak yang terlibat bisa berkontribusi secara efektif dan memahami prinsip-prinsip koperasi.
  6. Kerjasama Antar Koperasi
    Untuk memperkuat gerakan koperasi, koperasi-koperasi di seluruh dunia harus bekerja sama. Ini memungkinkan mereka untuk saling mendukung dan mencapai tujuan yang lebih besar secara kolektif.
  7. Kepedulian terhadap Komunitas
    Koperasi bekerja untuk pembangunan yang berkelanjutan di dalam komunitasnya melalui kebijakan yang disepakati oleh anggota. Koperasi bukan hanya tentang keuntungan, tetapi juga tentang memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

Prinsip-prinsip ini bukan hanya menjadi fondasi bagi Rochdale Equitable Pioneers Society, tetapi juga bagi seluruh gerakan koperasi di dunia. Mereka mengajarkan kepada kita bahwa koperasi bukan hanya tentang uang, tetapi juga tentang nilai-nilai seperti demokrasi, solidaritas, dan keadilan sosial.

Perkembangan Koperasi di Inggris dan Dunia

Setelah suksesnya Rochdale Equitable Pioneers Society, model koperasi ini dengan cepat menyebar ke seluruh Inggris dan kemudian ke seluruh dunia. Di Inggris sendiri, koperasi-koperasi serupa mulai bermunculan, menawarkan berbagai barang dan jasa, mulai dari kebutuhan pokok hingga perumahan dan pelayanan keuangan.

Pada akhir abad ke-19, gerakan koperasi telah menjadi kekuatan sosial dan ekonomi yang signifikan di banyak negara. Di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia, koperasi-koperasi mulai tumbuh pesat, didorong oleh kebutuhan masyarakat untuk mencari alternatif dari sistem ekonomi kapitalis yang sering kali tidak adil.

Gerakan koperasi juga mendapatkan dukungan dari berbagai pemimpin politik dan sosial. Di banyak negara, koperasi dianggap sebagai cara yang efektif untuk mengatasi ketidakadilan sosial dan ekonomi. Bahkan, PBB mengakui pentingnya koperasi dengan menetapkan tanggal 1 Juli sebagai Hari Koperasi Internasional untuk merayakan kontribusi koperasi terhadap pembangunan global.

Koperasi di Indonesia: Pengaruh Rochdale dan Adaptasinya

Di Indonesia, koperasi pertama kali diperkenalkan pada masa penjajahan Belanda. Namun, gerakan koperasi baru benar-benar berkembang setelah kemerdekaan, dengan didorong oleh tokoh-tokoh nasional seperti Bung Hatta yang dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Prinsip-prinsip yang diterapkan oleh Rochdale Pioneers menjadi inspirasi bagi koperasi-koperasi di Indonesia, meskipun ada beberapa adaptasi yang dilakukan sesuai dengan konteks lokal.

Di Indonesia, koperasi menjadi salah satu pilar ekonomi yang penting, terutama di sektor pertanian dan perkebunan. Koperasi-koperasi di pedesaan membantu petani mendapatkan akses ke pasar, kredit, dan teknologi yang lebih baik. Di perkotaan, koperasi simpan pinjam menyediakan alternatif bagi masyarakat yang tidak memiliki akses ke perbankan formal.

Namun, meskipun koperasi memiliki potensi besar untuk mendorong ekonomi rakyat, masih banyak tantangan yang dihadapi, seperti kurangnya pendidikan koperasi, korupsi, dan manajemen yang buruk. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus memperkuat dan memodernisasi gerakan koperasi agar bisa beradaptasi dengan perubahan zaman.

Mengapa Koperasi Masih Relevan di Era Digital?

Di era digital seperti sekarang ini, koperasi mungkin terdengar seperti konsep kuno. Namun, nilai-nilai yang terkandung dalam koperasi justru semakin relevan. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, meningkatnya kesenjangan sosial, dan perubahan iklim, koperasi menawarkan solusi yang berkelanjutan dan adil.

Bahkan, banyak perusahaan berbasis teknologi yang mulai mengadopsi prinsip-prinsip koperasi. Platform cooperativism, misalnya, adalah gerakan yang mendorong pengembangan platform digital yang dimiliki dan dioperasikan oleh penggunanya, bukan oleh investor eksternal. Ini adalah bentuk koperasi modern yang memanfaatkan teknologi untuk menciptakan ekonomi yang lebih demokratis.

Selain itu, koperasi juga berperan penting dalam ekonomi hijau. Koperasi energi terbarukan, misalnya, memungkinkan masyarakat untuk memiliki dan mengoperasikan sumber daya energi mereka sendiri, mengurangi ketergantungan pada perusahaan energi besar dan mempercepat transisi menuju energi bersih.

Koperasi dan Generasi Muda

Meskipun koperasi memiliki sejarah yang panjang, penting untuk memastikan bahwa generasi muda juga memahami dan terlibat dalam gerakan ini. Generasi milenial dan Z sering kali lebih peduli dengan isu-isu sosial dan lingkungan, dan koperasi menawarkan cara yang konkret untuk membuat perubahan positif.

Keterlibatan generasi muda dalam koperasi tidak hanya akan memperkuat gerakan ini, tetapi juga membawa ide-ide segar dan inovasi yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan masa depan. Dengan memanfaatkan teknologi digital dan media sosial, koperasi bisa menarik minat generasi muda dan menunjukkan bahwa mereka adalah bagian dari solusi, bukan masalah.

Kesimpulan

Sejarah koperasi dimulai dari langkah kecil yang diambil oleh sekelompok pekerja di Rochdale, Inggris, pada tahun 1844. Namun, dampaknya begitu besar hingga merambah ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Prinsip-prinsip yang diterapkan oleh Rochdale Pioneers, seperti demokrasi, partisipasi, dan keadilan sosial, masih relevan hingga hari ini.

Di era yang serba cepat dan berubah ini, koperasi menawarkan alternatif yang berkelanjutan dan adil untuk mengatasi berbagai tantangan sosial dan ekonomi. Koperasi bukan hanya warisan sejarah, tetapi juga masa depan ekonomi yang lebih baik.

Jadi, ketika kamu mendengar kata “koperasi,” ingatlah bahwa ini bukan sekadar konsep lama, tetapi juga merupakan gerakan global yang terus berkembang dan relevan untuk semua generasi. Mari kita terus mendukung dan memperkuat gerakan koperasi untuk mewujudkan ekonomi yang lebih adil dan inklusif bagi semua.

Sumber:

  1. Rochdale Pioneers and the History of Co-operatives
  2. The Rochdale Principles
  3. The Origins of the Co-operative Movement
  4. Platform Cooperativism
  5. Co-operative Identity, Values & Principles

Dengan memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai koperasi dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa menciptakan perubahan yang lebih baik di masyarakat. 🌍✊